keanekaragaman budaya dan adat istiadat, serta kerajinan adat asli papua, kini sudah mulai banyak dipasarkan di Indonesia maupun khususnya di wilayah Papua.
Seiring dengan banyaknya kerajinan Papua diproduksi tanpa hak cipta, kedepenanya Yayasan Gubuk Arfak (Yagua), kedepannya akan mengambil sikap untuk menertibkan produksi kerajinan Papua dengan cara membuat hak cipta atas produk Papua dipasaran.
Ketua Yayasan Gubuk Arfak, Septinus Meidodga, meminta Dewan Adat Papua (DAP), Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) dan DPR Papua Barat, serta instansi terkait, untuk merusmuskan suatu regulasi tentang perlindungan hak cipta terhadap kekayaan intelektual masyarakat asli Papua, agar tidak diproduksik oleh pihak luar tanpa ada izin yang jelas.
“Budaya itu identitas dan jati diri suatu komunitas. diharapka ada sinergitas antar lembaga terkait, dalam hal ini DAP, MRPB dan DPRPB, agar melahirkan suatu regulasi tentang hak cipta, salah satunya noken arfak maupun noken Papua lainnya, dimana produk ini tidak bisa diproduksikan secara sembarangan, terutama untuk tujuan komersial tanpa melalui izin resmi dari komunitas suku tertentu sebagai kekayaan intelektual”, ujarnya
Ditegaskan, pihaknya tidak pernah menjual budaya orang lain, untuk mendapatkan keuntungan, bahkan tidak pernah menjual hak intelektual suku lain di Indonesia, untuk mendapat keuntungan,sehingga perlu menghargai nilai budaya orang Papua”. kata Septinus Usai mendeklarasikan Yayasan Gubuk Arfak di Kampung Prafi Barat, Distrik Masni, Manokwari, Kamis (28/6).
Mantan Ketua Senat Uncen ini, meminta agar Pemerintah Papua Barat, maupun Pemerintah Daerah Manokwari, untuk segera mambangun Museum budaya di Papua Barat secara khusus di Manokwari, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Papua, dapat melihat kerajian anak papua.
Museum ini pula, merupakan tempat memamerkan produk kerajian tangan masyarakat Papua, sehingga dengan museum ini ada upaya literasi, dokumentasi, dan konservasi budaya Papua yang hampir punah, khususnya budaya masyarakat suku Arfak, kalau tidak dilestarikan kedepannya bakal punah, untuk itu, ditekankan agar museum segera didirikan di Manokwari, kelak ketika orang bicara tentang Suku Arfak, maka orang dapat mengenalnya melalui artikel suku arfak, ujarnya
(Sumber:arfaknews.com)
Komentar