Komunikasi adalah salah satu kunci keberhasilan sebuah program. Kadang memang dianggap sepele, namun yang tidak disadari adalah tanpa komunikasi sebuah program bisa kehilangan arah. Para mitra tidak akan bisa berjalan bersama menuju tujuan yang sama, penerima manfaat tidak akan memahami tujuan program dan prosesnya, orang di luar lingkaran pun tidak akan tahu tentang program yang sedang berjalan.
Komunikasi yang baik tentu membutuhkan strategi komunikasi yang baik, dan strategi tidak bisa muncul begitu saja tanpa data-data dari lapangan. Data tersebut bisa berupa pola komunikasi, saluran komunikasi, atau kebiasaan warga dalam berkomunikasi. Tujuannya tentu agar strategi komunikasi yang akan disusun bisa menjadi strategi yang tepat sasaran.
Kebutuhan akan data dari lapangan itu dipenuhi lewat kegiatan asesmen komunikasi. Tim komunikasi PROSPPEK-OTSUS, utamanya pada bagian Perlinsos atau perlindungan sosial yang menjadi bagian dari PROSPPEK-OTSUS turun ke empat kabupaten yang menjadi fokus awal kegiatan PROSPPEK-OTSUS. Keempat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Sorong, Kabupaten Fakfak, dan Kabupaten Kaimana. Sebagai pelengkap, di tingkat provinsi tim asesmen juga mendatangi wakil dari Provinsi Papua Barat di Manokwari.
Asesmen komunikasi Perlinsos ini dilakukan oleh tim KOMPAK-BaKTI sebagai leader. Proses asesmen diawali dengan pembuatan assessment tools yang menjadi pegangan para asessor yang turun ke lapangan. Assesement tools ini mencakup berbagai pertanyaan dasar tentang komunikasi. Pihak-pihak yang ditemui beragam, dari ASN dan anggota Sekretariat Bersama sebagai pelaksana program, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, hingga calon penerima manfaat.
Asesmen dimulai di bulan Maret 2021, dan data dari asesmen tersebut kemudian dijadikan dasar untuk menyusun strategi komunikasi. Di bulan Mei dan Juni 2021, tim komunikasi Perlinsos kembali melakukan pendalaman asesmen. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih menggali hasil-hasil temuan di asesmen pertama. Utamanya yang berkaitan dengan GESI atau kesetaraan gender dan inklusi sosial.
Strategi komunikasi yang disusun memang berusaha untuk mewadahi semua kalangan, didasarkan pada semangat kesetaraan gender dan tidak mendiskriminasi kaum rentan seperti lansia maupun penyandang disabilitas.
Komentar