JAKARTA - Pemerintah Provinsi Papua Barat mendapatkan bantuan untuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem dari hasil turnamen Govo charity golf.
Bantuan penanganan stunting dan kemiskinan yang diberikan bernilai Rp 500 juta.
Ketua Panitia Govo charity golf Zulfarshah mengatakan penyelengaraan charity golf tournament ini bertujuan membantu pemerintah Provinsi Papua Barat dalam menangani stunting dan kemiskinan ekstrem.
"Berkat partisipasi yang sangat positifkita dapat menyelenggarakan tournament ini dan membantu programkemanusian di daerah provinsi papua barat untuk penurunan stunting danpenanganan kemiskinan ekstrim," jelasnya.
Dia pun menambahkan GOVO merupakan kepanjangan dari olahraga golf dan voly. Di mana didalamnya terdapat mantan-mantan atlit yang sudah melegenda, salah satunya Pj Gubernur Papua Barat Komjen (Purn) Drs. Paulus Waterpauw., M.Si
"Turnamen ini merupakan ajang silahturahmi antar rekna Gofer seluruh Nusantara," jelasnya.
Zulfarshah menambahkan bantuan yang diberikan kiranya dapat bermanfaat untuk membantu pemerintah Provinsi Papua Barat.
Dirinya juga tidak luput mengucapkan terima kasih kepada seluruh Sponsorship yang sudah berpartisipasi mensukseskan turnamen tersebut.
"Ada 22 Sponsorship yang membantu mensukseskan kegiatan ini, semoga apa yang diberikan dapat bermanfaat bagi masyarakat," tegasnya.
Sementara itu Pj Gubernur Papua Barat Komjen (Purn) Drs. Paulus Waterpauw., M.Si mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama pihak penyelenggaraan dan sponsorship.
Mantan Jenderal Polisi Bintang Tiga ini menyebutkan Tournament Govo Charity Golf Ini sangat istimewa.
"Kegiatan ini sangat istimewa, selain untuk membantu penanganan stunting dan kemiskinan ekstrim, tournament inijuga menjadi ajang menjaga tali silahturahmi rekan-rekan dari pulau Jawa sampai ke pulauPAPUA," bebernya.
"Tepat untuk menyambung silahturahmi dengan para rekanrekan golfer yang sudah lama tidaksaling bertemu," tambah Gubernur.
Permasalahan stunting, kata Pj Gubernur, mempunyai dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Ini masalah serius yang harus semua pihak berperan penting, bukan hanya pemerintah saja," tegasnya.
Gubernur Waterpauw menyebutkan data status survei gizi indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Papua Barat dan Papua Barat Daya mencapai 30%.
"Sampai saat ini berdasarkan data elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) persemester i 2023 (30 juni 2023) prevelensi papua barat di angka 13.93%. pada tahun 2024 berdasarkan instruksi presiden menetapkan target prevelansi stunting 14%, maka kami optimis dapat mencapai angka ini bahkan bisa lebih rendah dari 14%," ucapnya. (*)
Komentar